Sabtu, 06 Agustus 2016

Protozoa



1.  Pengertian
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni (proto (J) = pertama, zoon = hewan). Tiap protozoa merupakan kesatuan lengkap yang sanggup melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel khusus. Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada manusia dan binatang.

2.  Ciri-ciri Umum Protozoa
a)      Mikroskopis, satu sel, beberapa sel berkoloni.
b)      Bentuk tubuh bulat, oval, memanjang atau bentuk lain, pada beberapa spesies bentuk tubuhnya tidak tentu.
c)      Bergerak dengan flagel, cilia, pseudopodia, atau dengan seluruh tubuhnya.
d)     Memiliki nukleus satu atau lebih, tidak memiliki organ atau jaringan.
e)      Beberapa spesies membentuk kista atau spora untuk melindungi diri terhadap lingkungan yang ekstrem.
f)       Hidup bebas atau simbiotik.
g)      Cara pengambilan makanan terdapat beberapa cara, yaitu:
Holozik, yaitu mengambil makanaannya dari mikroorganisme lain seperti bakteri atau ganggang (alga).
Saprofit, yaitu mengambil makanannya dari bahan-bahan hancuran tumbuhan di sekitarnya.
Saprozoik, yaitu mengambil makanannya dari hewan-hewan yang telah mati.
Holozik, yaitu dengan melakukan fotosintesis.

3.   Morfologi dan Lingkungan Hidup
Pada umumnya protozoa memiliki dua stadium, yaitu stadium vegetatif atau Stadium trofozoit (trophos = makan ) dan stadium kista (cyst = kantong) yang tidak aktif ukurannya kecil sekali, hanya beberapa mikron sampai 40 mikron. Protozoa yang terbesar adalah Balantidium coliyang berukuran 70 mikron. Bentuk protozoa ada yang bulat, lonjong, simetris, bilateral atau tidak teratur. Protozoa terdiri atas inti dan sitoplasma. Inti merupakan bagian penting untuk mempertahankan hidup dan untuk reproduksi. Dimana inti terdiri atas selaput inti (membran inti) yang meliputi retikulum halus (serabut inti) yang akromatik, cairan inti, karioso (kariosoma, endosoma, nukleolus) dan butir kromatin. Fungsi mukronukleus adalah untuk reproduksi. Pada protozoa usus dapat dibedakan 4 macam inti, yaitu :
a.    Inti entameba
b.    Inti endolimaks
c.    Inti iodameba
d.   Inti dientameba
Sitoplasma terdiri atas endoplasma bagian dalam yang lebih besar dan ektoplasma bagian luar yang tipis, vakuola makanan, makan cadangan, benda asing, vakuola kontraktif dan benda kromatoid. Pada mastigophora mungkin ada kinetoplas, yang terdiri atas dua bagian, benda parabasal dan blefaroplas, yaitu tempat keluar flagel.
Ektoplasma tampak jernih dan homogen. Fungsinya sebagai alat pergerakan, mengambil makan, ekskresi, respirasi dan bertahan diri. Alat pergerakan adalah bagian ektoplasma yang menonjol atau memanjang, berupa pseudopodium (kaki palsu), flagel (bulu cambuk), bulu getar (cilium) dan membran bergelombang. Alat pergerakan digunakan untuk memperoleh makanan dan bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimia.
Endoplasma yang tampak bergranula berfungsi dalam pengaturan makanan. Dalam endoplasma terdapat inti sel yang bertugas dalam melanjutkan reproduksi. Vakuola kontraktil dalam endoplasma berfungsi untuk mengatur tekanan osmosis dan pembuangan sisa metabolisme.
Makan dimasukan melalui setiap tempat pada ektoplasma atau tempat khusus. Beberapa spesies memasukan makanan melalui peristom langsung kedalam sitostom kemudian melalui sitofaring yang berbentuk tabung kedalam endoplasma. Cara mengambil makanan dilakukan dengan penyerapan makanan (osmosis) atau pengambilan bahan padat melalui ektoplasma atau sitostom. Ekskresi dilakukan dengan tekanan osmosis dan difusi.
Pada stadium protozoit terdapat selaput tipis yang tidak memberi bentuk tetap pada golongan amoeba, tetapi memberi bentuk tetap pada kelompok lain, misalnya ciliata dan mastigophora. Pada stadium kista terdapat selaput yang kuat disebut dinding kista yang dibentuk oleh ektoplasma bila keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Stadium kista diperlukan untuk kelangsungan hidup diluar badan hospes dan sebagai pertahanan terhadap zat pencernaan didalam saluran pencernaan, transmisi dari hospes satu ke hospes lain, stadium infektif pada amoeba, ciliata dan flagelata intestinal yang ditularkan pada makanan dan air minum, reproduksi (misalnya pada ameba dan flagelata). Reproduksi pada protozoa berlangsung secara aseksual dan seksual.
a.    Pembiakan aseksual
Pembiakan aseksual terdiri dari:
1.      Pembalahan sel (Asexual reproduction by binary fission/ Belah Pasang) satu sel menjadi 2 sel anak, contoh Paramecium multimicronucleatum.
2.      Pembelahan bahu rangkap (Asexual reproduction by multiple fission/Skizogoni) satu sel menjadi 4 atau lebih sel anak pada masing-masing inti diliputi oleh protoplasma sehingga terbentuk banyak merozoit (meros=bagian)
3.      Beberapa spesies berkembangbiak pada stadium kista.
Inti membelah, sehingga waktu ekskistasi tiap kista dapat mengeluarkan beberapa trofozoit baru.
b.    Pembiakan seksual
Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami. Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual. Pada pembiakan seksual tampak bersatunya dua sel, yaitu syngami yang permanen atau tidak permanen.Pada pembiakan seksual dibentuk sel kelamin, yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang setelah belah reduksi menjadi makrogamet dan mikrogamet. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot yang kemudian membelah menjadi banyak dan menjadi sporozoit. Proses ini disebut dengan sporogono.Konjugasi atau syngami tidak permanen adalah proses peremajaan pada beberapa spesies dan proses reproduksi pada spesies lainnya.

4. Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.

5. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkungan aerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan dengan vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk menyerang bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

6Nama Penyakit yang Disebabkan Protozoa
1.      Babesiosis (Piroplasmosis)
adalah suatu penyakit yang berbahaya dan mematikan, akibat infeksi sel darah merah oleh parasit bersel satu (protozoa). Parasit penyebabnya adalah Babesia microti. Penyakit ini ditularkan oleh tungau hewan peliharaan dan juga bintang liar, serta bisa terjadi di seluruh dunia.
a)    Gejala klinis
Penyakit ini meliputi demam, menggigil, nyeri otot, lemah, dan selaput mata menjadi kuning akibat dari anemi hemolitik. Anemi berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Tetapi bisa saja penderita lain tidak mengeluh tanpa gejala.

b)   Epidemiologi
Penyakit Babesiosis menulari hewan peliharaan dan binatang luar di seluruh dunia. Tetapi lebih banyak terdapat di negara tropis dan subtropis. Penyakit ini sebenarnya suatu penyakit zoonis dan manusia tertular sebagai kecelakaan karena digigit tungau yang memerlukan darah dalam siklus kehidupan binatang ini. Tungau secara alami hidup pada binatang pelihraan juga binatang buas.Infeksi parasit babesia divergen banyak dilaporkan dari Yugoslavia, Irlandia, Perancis, Inggris, Spanyol dan Rusia. Pada umumnya vektor tungau berasal dari sapi dan penderita diketahui ketika sudah diangkat limpanya. Penularan babesia juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau preparat darah. Penularan melalui transfusi darah lebih mungkin pada parasit Babesia microti, karena infeksinya menimbulkan parasitemia yang lebih lama tanpa menimbulkan keluhan dan gejala.
c)    Diagnosa
Perkiraan babesiosis perlu dipikirkan pada penderita demam menggigil dan ada riwayat kemungkinan digigit tungau atau kontak dengan tungau (misalnya merambah semak belukar). Pemeriksaan mikroskopis preparat apus darah tipis atau tebal. Dengan pewarnaan Gram atau Wright terlihat parasit B.microti. Pada penderita dengan paratesemia rendah, mungkin perlu pemeriksaan ulang preparat apus darah. Gambaran parasit di dalam sel darah merah berbentuk ring mirip dengan tropozoit parasit.
d)   Pencegahan
1)      Menghindari kemungkinan digigit atau kontak dengan tungau hewan. Misalnya, menggunakan obat insektisida gosok (repellent). Beberapa jam setelah digigit tungau, tejadi penularan babesia. Seseorang yang dicurigai digigit  haru segera memeriksakan bagian tubuhnya yang digigit, untuk mengambil atau menemukan tungau tersebut.
2)      Menyaring donor darah dari penderita babesiosis yang parasitemia rendah. Untuk menghindari penularan melalui transfusi darah.
2.      Malaria
Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis atau subtropis, yaitu di negara sekitar garis khatulistiwa. Di Indonesia penyakit tersebut merupakan penyakit rakyat yang lalu ada pada beberapa orang di suatu penyakit (penyakit yang bersifat endemis), karena penyakit tersebut sudah lama diderita oleh banyak penduduk di daerah pantai, daerah persawahan, perkebunan dan hutan.
a)      Penyebab Penyakit Malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk pada binatang bersel sat, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.
Plasmodium yang menyebabkan malaria ada 4 jenis, yaitu:
1)      Plasmodium falcipanum yang menyebabkan malaria tropika, yaitu penyakit malaria dengan tanda-tanda parah, dan menyebabkan banyak penyakit.
2)      Plasmodium vivax, yang menyebabkan malaria tersiana, yaitu penyakit malaria yang sukar disembuhkan dan sering kambuh.
3)      Plasmodium malariae yang menyebabkan malaria Quartana. Di Indonesia penyakit tersebut tidak ditemukan lagi.
4)      Plasmodium ovale yang menyebabkan malaria  Ovale yang tidak terdapat di Indonesia.
Plasmodium tersebut hidup dalam darah manusia dan merusak sel-sel darah merah. Dalam darah manusia, plasmodium berkembangbiak secara membelah diri, hidup di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Di dalm tubuh nyamuk, plasmodium malaria juga dapat berkembangbiak.
b)      Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria
Penularan penyakit Malaria dari orang yang sakit kepada orang yang sehat, sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembangbiak dalam tubuh nyamuk dan ditularkan lagi kepada orang yang sehat melalui gigitan nyamuk tersebut. Penularan cara lain misalnya melalui transfusi darah (yaitu pemindahan darah kepada orang yang kekurangan darah). Namun penularan, cara ini sangat kecil kemungkinannya. Nyamuk penyebar penyakit malaria adalah nyamuk jenis Anopheles atau nyamuk malaria.
c)      Tindakan dan Pengobatan
Memutuskan mata rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah dalam arti: tepat, mudah dan murah. Mata rantai tersebut adalah penderita dari nyamuk malaria. Semua penderita yang mempunyai tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan penderitaan dan mencegah penularan selama 10 hari. Penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji dilaboratorium akan diberi pengobatan sempurna. Dan bagi orang-orang yang akan masuk daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.
d)     Pencegan Terhadap Penyakit Malaria
1.    Usahakan pencegahan terhadap gigitan nyamuk dengan cara : tidur dengan kelambu, rumah anti nyamuk dengan memakai kawat kasa, pemakaian obat nyamuk bakar, penyemprotan ruang tidur dengan semprotan nyamuk.
2.    Usahakan pengobatan pencegahan secara berkala, terutama didaerah endemis malaria dengan obat dari puskesmas dari toko-toko obat seperti kina, chloroquine dan sebagainya, dengan obat-obat tradisional seperti air dari daun johar, daun kates dan meniran atau obat pahit yang lain.
3.    Kebersihan lingkungan terhadap sarang nyamuk, seperti membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, air  tergenang dan kandang-kaandang ternak.

7.  Penularan
Parasit berpindah dari hospes satu ke hospes lain secara langsung atau melalui makanan dan air setelah berada diluar badan hospes. Kista dapat bertahan terhadap keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan dan terhadap zat pencernaan, menjadi stadium infektifnya, seperti pada ameba, flagelata, ciliata. Pada protozoa tidak memiliki stadium kista, penularan melalui trofozoit, seperti pada entamoeba gingivalis. Pada sporozoa usus stadium infektifnya adalah ookista yang berisi sporozoit.
Pada banyak parasit darah dan jaringan yang hidup bergantian dalam hospes vertebrata (manusia) dan hospes invertebrata (serangga), penularan parasit terjadi melalui vektor. Misalnya, Plasmodium ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan vektor Trypanosoma adalah lalat Glossima.
Suhu dan kelembaban yang mempengaruhi pertumbuhan vektor dan perkembangan parasit dalam tubuh vektor, merupakan faktor penting dalam penularan penyakit parasitik oleh vektor.

8.   Patologi dan Gejala Klinis
Protozoa patogen dapat merugikan hospes dengan cara berkembangbiak, menyerang, merusak sel, serta dengan pengaruh toksin dan enzimnya. Gejala umum sistemik seperti demam, splenomegali dan limfadenopati sering dijumpai. Stadium pertama infeksi mungkin akut dan mematikan, atau dapat berkembang menjadi stadium laten yang menahun, yang kadang-kadang diselingi dengan kambuhnya gejala. Sebaliknya, infeksi sejak awal berjalan suplimis dengan atau tanpa serangan gejala yang terjadi sewaktu-waktu.

9.  Diagnosis
Diagnosis ditetapkan dengan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan parasit dalam bahan saluran intestinum (amebiasis), dari darah dan jaringan (malaria, trypanosomiasis). Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara sediaan apus langsung, konsentrasi, pembiakan dan inokulasi pada binatang percobaan dan dengan tes serologi (toksoplasmosis). Dapat pula dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk deteksi DNA atau RNA Parasit.

10. Klasifikasi
Klasifikasi Protozoa Berdasarkan Alat Gerak :
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :
1.      Rhizopoda (rhiz = akar, podium = kaki)
Ciri-ciri Rhizopoda atau Sarcodina:
a)      Hidup sebagai parasit.
b)      Memiliki satu atau dua pseudopodia, sebagian besar hidupnya amoeboid.
c)      Reproduksi seksual degan gamet-gamet berflagel ataupun amoeboid.
d)     Tidak membentuk spora dan tidak melakukan konjugasi.
e)      Rhizopoda yang paling mudah diamati adalah amuba. Bentuk badan amuba berubah-ubah dan berhabitat di air tawar.
f)       Terdiri dari 5 ordo yaitu: Lobosa, Proteomyxa, Foraminifera, Heliozoa, dan Radiolaria.
2.        Mastigophora = flagellata (mastix = cambuk, phoros = mengandung)
Kelas bergerak dengan bantuan flagella (cambuk getar) di ujung sel. Sebagian besar hidup bebas dan adapula sebagai parasit pada manusia dan hewan, atau saprofit pada organisme mati. Kelas ini terdiri dari dua subkelas yaitu Phytomastigina dan Zoomastigina.
A.    Phytomastigina
Flagellata yang dapat melakukan fotosintesis karena memiliki kromotafora. Phytomastigina mencerna makanan dengan berbagai cara, menelan lalu mencerna makanannya di dalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencerna makanan dari organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat Phytomastigina adalah diperairan bersih dan perairan kotor.
a)      Struktur Tubuh
Tubuhnya diselubungi oleh membran selulosa dan juga memiliki lapisan pelikel. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput plasma yang mengandung protein.
 b)      Reproduksi
Cara reproduksi ada dua, yaitu secara konjugasi dan secara aseksual dengan mebelah diri.
c)      Klasifikasi:
Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1.      Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel.
2.      Dinoflagellata
Contoh Dinoflagellata antara lain Nocticula miliaris, cretium,dan gymnodinium. Nocticula miliaris kebanyakan hidup di air laut.
3.      Volvocida
Bentuk tubuh bulat, contohnya Volvox globator. Ciri-ciri Volvox : Bersel satu dan memiliki dua flagel, Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.
B.     Zoomastigina
Flagellata yang tidak berkloroplas dan menyerupai hewan. Ada yang hidup bebas tetapi umumnya bersifat parasit.
a)      Struktur Tubuh
Bentuk tubuh mirip dengan sel leher porifera. Mempunyai flagella yang berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagella, selain itu flagella juga berfungsi sebagai alat gerak.
b)      Reproduksi
Secara seksual dengan membelah biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
Contoh : Trypanosoma, Leishmania.
3.      Ciliophora = ciliata
Kelas ini disebut infusoria karena organisme ini pertama kali ditemukan pada saat zoolog meneliti air tuangan dari jerami, sehingga disebut hewan tuangan atau infusoria. Bergerak dengan rambut-rambut yang sangat kecil (silia). Contohnya,Paramecium caudatum
 A.    Struktur Tubuh Ciliata
a)      Pada umumnya bentuk cilliata berbentuk simetris kecuali Cilliata primitif, simetrinya radial.
b)      Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh sitoplasma padat.
c)      Tubuhnya dipenuhi oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia somatik.
d)     Cilliata mempunyai dua tipe intisel yaitu makronukleus dan mikronukleus.
B.     Nutrisi dan Cara Makan
Cilliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di Sitofaring pada hewan primitif mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Cilliata, bagian tersebut diganti oleh bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada Cilliata, yaitu:
a)      Mulut membran berombak atau membran yang bergerak
b)      Merupakan Cilliata yang menyatu dalam barisan panjang.
c)      Membran yang berupa barisan pendek dari silia yang bersatu membentuk piringan.
Fungsi Cilliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring.
4.      Sporozoa
Ciri-ciri Sporozoa:
a)      Hidup sebagai parasit
b)      Tubuhnya sederhana dengan bentuk bulat panjang dengan sebuah nucleus
c)      Tidak mempunyai alat gerak
d)     Beberapa spesies bergerak dengan mengubah bentuk sel
e)      Memperoleh makanan dengan cara menyerap dari hospes secara saprozoik
f)       Spesies yang paling banyak dikenal sebagai dari genus Plasmodium

 
A.    Struktur Tubuh
a)      Tubuh berbentuk bulat panjang.
b)      Ukuran tubuhnya kecil, di dalam usus manusia atau hewan mencapai 10mm.
c)      Tubuh dari kumpulan tropozoid yang berbetuk memanjang di bagian anterior dan sebagian terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.

B.     Reproduksi
Reproduksi secara aseksual dengan spizogoni, yaitu pembelahan diri yang berlangsung di dalam tubuh inang tetap, dan sporogoni yaitu pembentukan spora yang terjadi pada inang sementara (hospes intermediet). Produksi secara seksual melalui persatuan gamet (mikro gamet = gamet jantan dan makro gamet = gamet betina) yang berlangsung di dalam tubuh nyamuk.





DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus. 2009. Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia. CV. YRAMA WIDYA : Bandung.
Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI. 2008. PARASITOLOGI KEDOKTERAN Edisi 4. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Werner, David.dkk. 2010. Apa yang Anda kerjakan bila tidak ada Dokter
[Where There is No Doctor]. Yayasan Essentia Medica (YEM) : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar